Ilmu merupakan kunci untuk menyelesaikan segala persoalan, baik persoalanyang berhubungan dengan kehidupan beragama maupun persoalan yang berhubungan
dengan kehidupan duniawi. Ilmu diibaratkan dengan cahaya, karena ilmu memiliki
fungsi sebagai petunjuk kehidupan manusia, pemberi cahaya orang yang ada dalam
kegelapan. Orang yang mempunyai ilmu mendapat kehormatan di sisi Allah dan
Rasul-Nya. Banyak ayat Al-Qur’an yang mengarah agar umatnya mau menuntut
ilmu, seperti yang terdapat dalam Qs Al Mujadalah ayat 11: yang Artinya: “Hai orang-orang
beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Selain itu
banyak hadits Nabi Saw yang mendorong agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam
menuntut ilmu.
A.
Perintah
Menuntut Ilmu Dalam Hadits
رواه
إبن عبد البر)) طَلَبُ اْلعِلْمَ فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Artinya : Mencari
ilmu itu hukumnya wajib bagi muslimin dan muslimat”(HR. Ibnu Abdil Bari)
(رواه مسلم) أُطْلُبُ الْعِلْمَ مِنَ الْمَحْدِ إِلَى اللَّهْد
Artinya:“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat”(HR.
Muslim).
كل مولود يولد على الفطرة فأبوه يهودا نه او
ينصرانه واويمجسانه (رواه مسلم)
Artinya:“Setiap
bayi itu lahir atas kesucian, maka kedua orangtuanya lah yang akan
menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”. (H.R. Muslim).
وقال ابن مسعود رضي الله عنه : عليكم بالئلم قبل
ان يرفع ور فعه موت رءاته فوالذي نفس بيده ليعدن رجا ل قتلوا في سبيل الله شهداء
انتبشهم الله علماء لما يرون من كرا مثهم فان احدا لم يعلد عا لما وانما الئلم
باالتعلم. (رواه الترمذ)
Artinya:“Ibnu
Mas’ud RA berkata: kalian mesti berilmu (menguasai ilmu) sebelum mati
menjemput. Maka demi “dzat” yang menguasai diri yang menyayangi seseorang yang
meninggal di jalan Allah dengan mati syahid. Sesungguhnya Allah akan
membangkitkannya (ulama) karena kemuliaannya. Sesungguhnya seorang dilahirkan
tanpa ilmu dan ilmu bisa di dapat melalui dipelajari”. (H.R. Tirmidzi)
وعن انس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم، من خرج فى طلب العلم فهو فى سبيل الله حتى ير جع (رواه الترمذي)
Artinya: “Dari
Anas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang keluar dengan
tujuan menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga sampai pulang”.
(H.R. Tirmidzi).
عن انس بن مالك رضي الله عنه ان النبي صلى الله
عليه وسلم قال: اطلب العلم ولو باالصين، فان طلب العلم فريضة على كل مسلم، ان
الملا ئكة تضع اجنتها الطا لب العلم رضا بما يطلب (رواه ابن عبد البر)
Artinya: “Dari
Anas bin Malik RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: carilah ilmu meskipun
di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu adalah fardu / wajib bagi
setiap muslim, sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi orang yang
menuntut ilmu karena rela terhadap apa yang ia tuntut”. (H.R. Ibnu Abdil Bar).[1]
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ
مُحِبًا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Telah bersabda
Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang
belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah
engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” (H.R Baehaqi).
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى
جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ (رَوَاُه
الطَّبْرَانِىُّ)
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak pantas bagi orang
yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu
mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani).
(رواه الطبراني)
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ
وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا
فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ
Artinya: “Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia
harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka
itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka
itupun harus dengan ilmu” (HR. Thabrani).
Dalam sunan Al-Tirmizi disebutkan
sebagai berikut:
...مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا
يَبْتَغِي فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ
الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضَاءً لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ
الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ
حَتَّى الْحِيتَانُ فِي الْمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ
الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا
وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya:...'Siapa saja yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka
Allah akan membuka jalan baginya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan
membentangkan sayapnya karena keridhaan mereka terhadap orang yang menuntut
ilmu. Sesugguhnya orang yang alim akan dimintakan ampunan baginya oleh makhluk
yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan paus yang ada di lautan.
Keistimewaan orang yang berilmu atas
orang yang ahli ibadah seperti keistimewaan bulan atas semua bintang.
Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak
pernah mewariskan dinar ataupun dirham, akan tetapi mereka hanya mewariskan
ilmu. Siapa saja yang mengambil ilmu itu, maka sesungguhnya dia telah mengambil
bagian yang banyak .(H.R. tirmizy No. 2682).
“Berjalan menuntut
ilmu” mempunyai dua makna: Pertama : Menempuh jalan dengan artian yang
sebenarnya, yaitu berjalan kaki menuju majelis-majelis para ulama. Kedua:
Menempuh jalan (cara) yang mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu
seperti menghafal, belajar (sungguh-sungguh), membaca, menela’ah kitab-kitab
(para ulama), menulis, dan berusaha untuk memahami (apa-apa yang dipelajari).
Dan cara-cara lain yang dapat mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu
syar’i.
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : اُطْلُبُ الْعِلُمَ وَلَوْ بِاالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمَ
فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ
اَجْنِحَتِهَا لِطَالِبٍ رِضَاعًا بِمَا يَطْلُبُ ( رَوَاهُ اِبْنِ عَبْدِ
الْبَرِّ )
Dari Ibnu Abbas R.A Ia
berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina,
karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan
perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang
menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya”. (H.R Ibnu Abdul Barr).
B.
Keutamaan Majelis Ilmu dan Keutamaan Orang yang
Berilmu
حدثنا
إسماعيل قال: حدثني مالك، عن إسحاق بن عبد الله بن أبي طلحة: أن أبا مرة مولى عقيل
بن أبي طالب أخبره: عن أبي واقد الليثي أن رسول الله صلى الله عليه وسلم بينما هو
جالس في المسجد والناس معه، إذ أقبل ثلاثة نفر، فأقبل إثنان إلى رسول الله صلى
الله عليه وسلم وذهب واحد، قال: فوقفا على رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأما
أحدهما: فرأى فرجة في الحلقة فجلس فيها، وأما الآخر: فجلس خلفهم، وأما الثالث
فأدبر ذاهبا، فلما فرغ رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (ألا أخبركم عن النفر
الثلاثة؟ أما أحدهم فأوى إلى الله فآواه الله، وأما الآخر فاستحيا فاستحيا الله
منه، وأما الآخر فأعرض فأعرض الله عنه):
Artinya:
“Ismail menceritakan kepadaku, beliau berkata, Malik menceritakan kepadaku,
dari Ishak bin Abdullah bin Abi Tholhah sesungguhnya Abu Marrah budak dari Aqil
bin Abi Thalib memberikan informasi kepadaku Dari Abi Waqid Al Laitsi r.a., dia
berkata:“Pada suatu waktu Rasulullah saw sedang duduk di masjid kemudian
datanglah tiga rombongan manusia, yang dua kelompok menghadap rasulullah saw,
sedang yang satunya melihat tempat senggang dalam majelis itu, maka duduklah
mereka. Sedangkan yang lain duduk di belakang mereka, sedangkan kelompok ketiga
pergi dan berpaling. Setelah itu Rasulullah saw bersabda:“ Adakah belum aku
beritahukan kepadamu tentang tiga kelompok manusia tersebut ?. adapun kelompok
pertama adalah mencari keridhoan Allah swt, maka Allah ridho pula kepada
mereka, adapun yang lainnya mereka malu kepada Allah, maka Allahpun malu kepada
mereka. Sedangkan yang satunya lagi mereka berpaling dari keridhoan Allah, maka
Allahpun berpaling dari mereka. (HR. Bukhori).
Hadis di atas menceritakan tentang keutamaan
bermajelis ilmu, bahkan dalam hadis lain Rasulullah mensifati majelis ilmu
dengan sebutan Riyadhul Jannah ( taman surga ). Dimanapun kita berada apabila
kita lewat atau melihat halaqatul ilmi ( majelis ta’lim ) maka seyogyanya kita
berhenti sejenak dan bergabung didalamnya dengan tujuan mencari ridho Allah
swt, jika itu kita lakukan maka Allahpun akan Ridho terhadap kita. Subtansi
hadis tersebut adalah merangsang para pencari ilmu agar mencintai majelis
ta’lim, sekolah, kampus ataupun tempat-tempat ilmu lainnya.
Sekaligus larangan bagi kita untuk berpaling
dari majelis ilmu, dengan kata lain bahwa pulang dari kampus ketika ada dosen
adalah termasuk dalam kategori orang yang berpaling dari keridhoan Allah.
Ketika kita berpaling dari keridhoan Allah maka Allahpun akan berpaling dari
kita. Ketika Allah berpaling dari kita, siapa lagi yang kita harapkan akan
memberikan pertolongan kepada kita ?.
“Apabila
kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berdzikir.” Para
Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman Surga
itu?” Beliau menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu).” [2]
عن ابي درداء قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه
وسلم يقول: فضل العا لم على العابد كفضل القمر على الكو كب، وانما االعلماء ورثة
الآ نبياء, وان الآ نبياء لم يورثوا دينارا ولادرهما، انما ورثوالعلم، فمن اخده
اخد بحظ وكفر (رواه ابو داود والتر مذى)
Artinya:“Dari
Abi Darda ia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW beliau bersabda: keutamaan
orang alim dibanding ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan dibanding
bintang-bintang, sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak pula dirham,
sesungguhnya mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa mengambil warisan itu
berarti ia mengambil bagian yang sempurna”. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
وعن ابن عبا س رضي الله تعلا عنها انه قال :
للعلماء درجات فوق درجاة المؤمنين بسبعما ئة درجا ت. ما بين الد رجتين خمسا ما ئة
سنة. يقا ل: الئلم افضل من الئمل بخمسة او جة : الاول الئلم بغير عمل يكون والئمل
بغير علم لا يكون. و الثا ني الئلم بغير عمل ينفع والئمل بغير علم لا ينفع. والثا
لث الئملل لازم والئمل صفة الئباد. والصفة الله افضل من صفة الئباد. (اخرجه درة
الناصحين) (رواه احمد)
Artinya:“Dari
Ibnu Abbas RA berkata: bagi orang-orang yang berilmu (ulama) beberapa derajat
diatas derajat orang mukmin dengan berbanding 700 derajat. Antara derajat yang
satu dengan yang lain mencapai 500 tahun dikatakan: “ilmu lebih utama dari amal
melalui 5 sistem: 1) Ilmu tanpa amal pun tetap ada, dan amal tanpa ilmu tak
akan bisa, 2) Ilmu tanpa amal bisa manfaat, dan amal tanpa ilmu tak ada
manfaatnya, 3) Amal adalah permistian, dan ilmu yang menerangi seperti lampu,
4) Ilmu adalah ucapan para nabi, 5) Ilmu adalah sifat Allah, dan amal adalah
sifatan hamba, sementara sifat Allah lebih utama dari sifatan Hamba”. (Durrotun
Nasihin) (H.R. Ahmad)
عن ابى ذر رضي الله عنه قال: قال عليه الصلاة
والسلام، من جلس عند العالم ساعتين او اكل معه لقمتين او سمع منه كلمتين او مشي
معه خطوتين اعطاه الله تعا لى جنتين كل جنة مثل الد نيا مرتين (رواه ابن ماجه
Artinya: “Abu
Dar RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang duduk bersama orang
alim dalam dua waktu, atau sama-sama makan dua suap atau mendengar dua kalimat
dari dia, atau melangkahkan kaki dua langkah bersamanya, maka Allah akan
memberikan dua syurga yang masing-masing syurga sebanding dengan dua putaran
dunia”. (H.R. Ibnu Majah)
وعن ابن عباس رضي الله عنه قال: قال النبي صلى
الله عليه وسلم : خير سليمان عليه السلام بين العلم والملك, فاختار العلم فاعطي
العلم والملك (رواه احمد)
Artinya:“Dari
Ibnu Abbas RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sulaiman AS beliau memilih
antara ilmu dan kerajaan, maka kemudian beliau memilih ilmu, lalu diberikannya
ilmu dan kerajaan”. (H.R. Ahmad)
Ilmu
lebih utama dari ibadah shalat
عن ابى در قال عليه الصلاة والسلام : يا ابا در للأن
تخدو فتعلم بابا من كتب الله تعا لى خيرا لك من ان تصلى مانة ركعة (رواه ابن ماجه)
Artinya: “Abu
Dar berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ya Abu Dar seandainya kau pergi pagi lalu
kemudian mempelajari ilmu satu bab dari kitab Allah SWT maka itu lebih baik dibanding
kau melaksanakan shalat seratus rakaat”. (H.R. Ibnu Majah).
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: الْعَالِمُ يَنْتَفِعُ بِعِلْمِهِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ (رَوَاهُ
الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata
: Rasulullah SAW bersabda : “Orang-orang yang berilmu kemudian dia
memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang
yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R Ad-Dailami)
C.
Pentingnya Mengamalkan Ilmu/Menjadi Guru
العلم خازائن، ومفتا حها السؤال، فاسألوا يرحمكما
الله، فانه يؤجر فيه اربعة – السا ئل، والمستمع، والمحب لهم (رواه ابو نعيم عن
على)
Artinya:”Ilmu
adalah gudang dan kuci pembuka gudang tersebut adalah pertanyaan/ permintaan.
Maka kalian bertanyalah (pada guru / ulama) maka kalian akan di rahmat Allah,
sesungguhnya ada empat orang yang akan mendapat /diberi pahala yaitu, orang
yang bertanya, yang mengajarkan, yang mendengarkan, dan yang mencintai pada
orang-orang tersebut. (H.R. Abu Nua’im dari Ali).
Dalam hadits
lain juga disebutkan bahwa:
إنَّ اللهَ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
Artinya: Rasulullah
SAW bersabda:“Sesungguhnya Allah SWT mencintai jika seorang dari kalian
bekerja, maka ia itqân (profesional) dalam pekerjaannya” (HR Baihaqi).
قال النبي صلى الله عليه وسلم: قوام الد نيا
بأربعة اشياء: او لها بعلم العلماء والثانى بعدل الأ مراء والثالث بسخاوة الأغنياء
والرابع بدعوة الفقراء ولو لا دعاء الفقراء لهلك الأ غنياء ولوعدل الأمراء لأ كل
بعض الناس بعضا كما يأ كل الذنب الغنم (الحديث)
Artinya:“Berdiri
tegaknya dunia dengan empat hal: 1) dengan ilmu para ulama (guru) 2) dengan
adilnya pemimpin, 3) dengan murahnya agniya (orang kaya), 4) dengan do’anya
orang fakir. Jika bukan / tidak karena ilmunya ulama (guru) maka rusaklah
orang-orang bodoh, dan jika bukan karena murahnya orang kaya maka rusaklah
orang-orang fakir, dan jika bukan karena do’anya orang fakir maka rusaklah
orang kaya, dan jika tidak dengan adilnya pemimpin maka manusia satu sama lain
akan saling tindas dan binasakan / saling terkam, seperti serigala menerkam
kambing”.
مثل ما بعثني الله به من الهدى والعلم، كمثل غيث
اصاب ارضا فكا نت منها طا ئفة طيبة قبلت الماء، فأنبتت الكلا والعشب الكشير وكان
منها طا ئفة طيبة قبلتالماء فنفع الله بها الناس فشربوا منها وسقوا وزرعوا، واصاب
طا ئفة منها اخرى، انما هي قيان لا تمسك ماء، فعلم وعلم، ومثل من لم يرضع بذالك
رأسا ولم يقبل هدى الله الذي ارسلت به.. (زواه ابو موس الا شعرى)
Artinya:“Perumpamaan
tuntunan hidayah dan ilmu yang diutuskan Allah padaku bagaikan hujan yang turun
ke tanah ada tanah yang subur menerima air, dan menumbuhkan tanaman dan rumput
yang banyak, dan ada yang kering hanya dapat menahan air sehingga orang dapat
mengambil minum dan mengairi tanaman, dan ada yang keras tidak dapat menahan
air dan tidak dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang
dapat mengerti agama Allah dan memanfaatkan akan apa yang di utus aku (Nabi)
dengannya oleh Allah, lalu belajar dan mengajar dan perumpamaan orang yang
tidak mengangkat kepala dengan tidak belajar dan mengajar, dan ada orang yang
sama sekali tidak dapat petunjuk ajaran Allah”. (H.R. Abu Musa Al-As’ary)
عن ابى هريرة رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله
عليه وسلم قال: من دعاء الى هدى كان له مثل اجور من تبعه لا ينقص ذلك من اجورهم
شياء (رواه مسلم)
Artinya: “Dari
Abi Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: siapa yang memberi
petunjuk ke jalan yang baik (dengan ilmunya) maka ia akan mendapat pahala
seperti yang di dapatkan oleh orang yang mengikutinya tanpa kurang sedikit
pun”. (H.R. Muslim)
تَعَلَّمُوْا مِنَ
الْعِلْمِ مَا شِئْتُمْ فَوَاللهِ لَا تُؤْتِ جَزَاءً بِجَمْعِ الْعِلْمِ حَتَّى
تَعَمَّلُوْا (رَوَاهُ اَبُوْ الْحَسَنْ)
“Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan, maka demi Allah
tidak akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu sehingga kamu
mengamalkannya. (HR. Abu Hasan)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً وَحَدِّثُوْاعَنْ بَنِيْ
إِسْرَائِيْلَ وَلَا خَرَجَ : وَمَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا
فَلْيَتَبَوَّاءْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ(رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Abdullah bin Umar
R.A ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sampaikanlah dariku walaupun satu
ayat, dan ceritakanlah apa yang datang dari bani Israil dan tidak ada dosa, dan
barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat
duduknya di dalam neraka”. (HR. Bukhori)
أبو داود)) مَنْ سُئِلَ عَنْ
عِلْمٍ فَكَتَمَهُ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلْجَمًا بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
“Barangsiapa
ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan dating pada hari
kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka.” (HR. Abu Dawud)
( البيهقي ) إِنَّ مِنْ أَشَدِّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ
القِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ
“Orang yang
paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah
menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (al-Baihaqy)
(
الديلمى ) اَلْعَالِمُ
بِغَيْرِ عَمَلٍ كَالْمِصْبَاحِ يَحْرِقُ نَفْسَه
“Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya
sendiri (berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya)
(al-Daylami).
D.
Orangtua Harus Memberikan Pendidikan Terbaik
وعن عمروبن شعيب عن ابيه عن جدهرضي الله عنه قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: مروااولادكم با الصلاة وهم ابناء سنين واضربوهم
عليها وهم ابناء عشر، وفرقوا بينهم فى المضاجع (حديث رواه ابودود با سناد حسن)
Artinya: “Dari
Amru bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya RA berkata: Rasulullah SAW
bersabda: perintahkan anak-anakmu untuk melaksanakan shalat, ketika mereka
sampai di usia 7 tahun, kemudian pukul mereka karena meninggalkan shalat jika
telah sampai usia 10 tahun dan pisahkan diantara mereka di tempat tidurnya”.
(H.R. Abu Daud)
عن جا بربن سمرة قال: قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم: لأن يؤدب الرجل ولده خير له من ان ينصدق بصاع (رواه الترمذ)
Artinya:“Dari
Jubair bin Samurah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: sungguh bahwa
seseorang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah satu sha”.
(H.R. Tirmidzi)
E.
Sikap Dalam Menuntut Ilmu
(الطبرانى) تَعَلَّمُوْا
الْعِلْمَ وَتَعَلَّمُوْا لِلْعِلْمِ السَّكِيْنَةَ وِالْوَقَارَ وَتَوَاضَعُوْا
لِمَنْ تَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ
Tuntutlah
ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan
bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.” (HR. Al-Thabrani)
لاَ تَعَلَّمَوْ
ا الْعِلْمَ لِتُبَاهُوْا بِهِ الْعُلَمَاءَ ، وَلاَ لِتُمَارُوْا بِهِ
السُّفَهَاءَ وَلاَ تَجْتَرِثُوْابِهِ فِى الْمَجَالِسِ اَوْ لِتَصْرِفُوْا
وُجُوْهَ (الترمذى
وابن ماجة) النَّاسِ إِلَيْكُمْ ، فَمَنْ فَعَلَ
ذَالِكَ فَالنَّارَ فَالنَّارَ
“Janganlah
kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk
diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula
menuntut ilmu untuk penampilan dalam mejelis (pertemuan atau rapat) dan untuk
menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya
neraka…neraka. (HR. Al-Tirmidzi dan Ibn Majah)
DAFTAR PUSTAKA
Fachruddin HS & Irfan
Fachruddin, S.H. Pilihan Sabda Rasul .(Jakarta: Bumi Aksara,2001).
Fuad Ihsan. Dasar-dasar
Kependidikan. (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005). Cet ke- 4.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2006).
Zainuddin Ali. Pendidikan Agama Islam.(Jakarta:
Bumi Aksara. 2007). Cet ke- 1.






0 comments:
Post a Comment